Cultural Session Sesamata Fest III Himajip, Menilik Kekerasan Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Pemaparan materi oleh Takbir Malliongi, pada Cultural Session Sesamata Fest III Himajip di pelataran Masjid Kampus ll UIN Alauddin Makassar, Rabu 11/10/2023. | Foto: Washilah-Dinda Lestari (Magang).

Washilah – Sesamata Fest III Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan (Himajip) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) gelar Cultural Session di pelataran masjid Kampus II UIN Alauddin Makassar, Rabu (11/10/2023).

Cultural Session yang mengangkat tema “Kekerasan Budaya dan Ilmu Pengetahuan” ini menghadirkan dua pamateri yakni Takbir Malliongi dan Eko Rusdianto, serta diikuti oleh mahasiswa baru Jurusan Ilmu Perpustakaan.

Takbir Malliongi mendefinisikan kekerasan ilmu pengetahuan sebagai pemaksaan berpikir.

“Kekerasan ilmu pengetahuan yaitu pemaksaan cara berpikir tertentu terhadap satu objek pengetahuan, ibaratnya semua alat alat yang di miliki oleh subjek semua diambil sehingga ia tidak bisa berpikir lebih,” ungkapnya.

Sementara itu, Eko Rusdianto memberikan contoh kebiasaan-kebiasaan yang dianggap sebagai budaya yang seharusnya tidak terjadi karena hal tersebut merupakan bagian dari kekerasan budaya.

“Contohnya ada orang membuat ritual tentang anaknya lahir, kemudian muncul budaya lain yang dikatakan syirik, berarti itu salah satu bentuk pemakasaan untuk memahami pikirannya,” jelasnya.

Salah satu peserta, Anggun mengatakan bahwa materi yang diberikan sangat menarik dan bermanfaat karena membuka pola pikir mahasiswa.

“Materinya sangat baik karena memberikan pengetahuan tentang bentuk kekerasan budaya dan ilmu pengetahuan, serta cara untuk mengatasinya,” tutur mahasiswa Ilmu Perpustakaan itu.

Penulis: Dinda Lestari (Magang)
Editor: Nabila Rayhan

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami