Washilah – Sejumlah warga dan mahasiswa mengeluhkan tumpahan semen yang mengular di sepanjang Jalan H M Yasin Limpo, tepatnya di depan Kampus II UIN Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa.
Diberitakan sebelumnya, (Baca di sini) jika tumpahan itu diduga ulah sopir truk yang mengangkut material semen cor melebihi kapasitas. Truk tersebut ditengarai kerap melintas di jalan H M Yasin Limpo.
Truk pengangkut campuran semen melintas di depan Kampus ll UIN Alauddin. l Foto: Washilah-Rosdiana (magang).
Salah satu mahasiswi UIN Alauddin, Febriyanti mengungkapkan jika aktivitas pabrik semen yang berada di dekat kampus UIN Alauddin itu sangat menggangu pengendara.
Ia juga menyebut tumpahan semen yang menggumpal di sepanjang badan jalan itu meninggalkan kerikil dan debu yang berdampak bagi kesehatan bahkan membahayakan nyawa pengendara.
“Kerikil yang ada di jalan tersebut mengakibatkan ban motor tergelincir dan debunya juga dapat membuat sesak ketika lewat di jalan tersebut,” jelasnya.
Tumpahan semen yang menggumpal di badan jalan yang menganggu pengendara. l Foto: Washilah-Irham Syahril.
Tak hanya mahasiswa, Muhajir salah satu masyarakat yang menetap tak jauh dari lokasi, juga mengeluhkan tumpahan semen yang kerap menyebabkan kecelakaan.
“Sangat mengganggu, banyak juga orang yang sering kecelakaan,” bebernya pada Washilah, Rabu (4/10/2023).
Senada dengan itu, pemilik ruko print di depan Kampus II UIN Alauddin, Sofi mengaku, kerikil yang berasal dari truk molen berimbas pada kerusakan alat usahanya.
“Kerikilnya terlempar ke dalam ruko sampai memecahkan kaca jualan, sampai kena beberapa komputer hingga lecet. Sangat merugikan bagi kami karena kerikil dan debunya masuk kedalam ruko,” bebernya.
Tumpahan semen yang mengular sepanjang jalan depan pintu II Kampus UIN Alauddin. l Foto: Washilah-Irham Syahril.
Warga lain, Ilham juga menyampaikan keluhannya mengenai tumpahan semen yang menghasilkan kerikil dan debu yang berakibat pada dagangan hingga hampir setiap saat dibersihkan.
Terakhir, ia berharap agar pihak pabrik semen bekerja sama dengan pemerintah untuk menangani masalah ini.
“Beberapa tahun ke depan akan mengalami kanker paru-paru jika tidak secepatnya ditangani,” ucapnya.
Penulis: Rosdiana (magang)
Editor: Nabila Rayhan