Di UIN Makassar, Rocky Gerung Sebut Indonesia Butuh Pemimpin Punya Etikabilitas Bukan Sekedar Elektabilitas

Facebook
Twitter
WhatsApp
Pakar politik, Rocky Gerung saat bawa materi di Mimbar Pikiran Himapol UIN Alauddin l Foto: Istimewa.

Washilah – Pakar politik, Rocky Gerung membeberkan pemimpin Indonesia. Menurutnya penilaian yang lebih penting terhadap calon pemimpin tidak hanya sekedar elektabilitas tapi juga dengan etikabilitas di hadapan Mahasiswa kampus UIN Alauddin Makassar.

Menurut Dosen Filsafat ini, menuju Pemilihan umum (Pemilu) 2024, sejumlah nama yang disinyalir akan menjadi Calon Presiden (Capres) telah bermunculan.

Dia menilai bahwa saat ini para elit politik hanya menaikkan nama dengan standar elektabilitas survei dan mengabaikan etikabilitas.

“Padahal negeri ini membutuhkan standar pemimpin yang lolos etikabilitas, tidak berbohong. Itu dasarnya. Tidak mengucapkan hanya yang dia inginkan, kita perlu standar itu,” ungkapnya saat menjadi narasumber MimbaPakr Pikiran Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik, di Kampus 1 UIN Alauddin Makassar, Selasa kemarin.

Selain menekankan pentingnya etika, pengajar filsafat itu juga beranggapan bahwa pemimpin selanjutnya harus lolos uji intelektualitas. Alasannya, karena pemimpin kedepan harus bisa melakukan negosiasi dan kesepakatan politik luar negeri memberikan pengaruh bagi dunia.

Menurut Rocky, jika sudah memenuhi standar etikabilitas dan intelektualitas, maka pemimpin tersebut baru bisa diuji dengan elektabilitas.

Selain etika, Rocky juga menilai pemimpin harus lolos uji intelektualitas. Menurutnya pemimpin ke depan harus bisa melakukan negosiasi dan kesepakatan politik luar negeri memberikan pengaruh bagi dunia.

Sehingga, menurut Rocky, jika sudah memenuhi standar etikabilitas dan intelektualitas, maka pemimpin tersebut baru bisa diuji dengan elektabilitas.

“Nanti yang ketiga itu, elektabilitas. Jadi Presiden-Presiden ini harus kita uji dengan tiga standar tadi, etikabilitas, intelektualitas dan terakhir itu elektabilitas,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua HMJ Ilmu Politik, Muhammad Faturrahman mengatakan kegiatan ini adalah kolaborasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik dengan Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

“Kegiatan ini adalah Forum Diskusi yang Bernama, Mimbar Fikiran dengan Tema Mahasiswa Menyambut Perubahan,” katanya.

Penulis: Hilda Nurfaidah (magang)

Editor: Irham Syahril

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami