Oleh : Suedi
Rasa Cinta adalah hal normal yang dimiliki oleh setiap individu, namun walaupun begitu cinta perlu dipelajari, ibarat seni siapapun yang ingin memahami seni maka terlebih dahulu ia belajar tentang seni, siapapun yang ingin paham memainkan gitar maka terlebih dahulu ia harus berada dalam tahapan “proses” belajar.
Namun siapa sangka, banyak orang yang membabi-buta karena cinta.
Sejak kita lahir di muka bumi ini, kita sudah merasakan nikmatnya cinta yang ibu ikhlaskan berikan kepada kita, pada saat itu kita hanya mampu merasakan cinta yang diberi, bahasanya Erich Fromm karakter aktif cinta dapat digambarkan dalam pernyataan bahwa cinta itu “memberi” bukan menerima.
Masing-masing orang memiliki lika-liku dalam Cinta. Berbeda dengan ceritera hendrei sedikit kisah cintanya.
Hendrei adalah laki-laki pada umumnya, orangnya ramah, sopan nan peduli sesama manusia, sewaktu-waktu ia menyimpan rasa pada perempuan.
“Asmara yang tak ku sangka menghampiriku, sosok perempuan yang ku pertanyakan dalam sepi, dia sosok perempuan yang ku kagumi dalam diam, dia sosok perempuan yang membuatku terbawa gelombang rindu, Tuhan jaga dia (Wanti),” Pintanya pada Tuhan di keheningan malam.
Sosok perempuan yang ia kagumi panggil saja dia Wanti. Wanti juga adalah perempuan impian laki-laki, sifatnya baik. Hari-hari pun berlalu tak seperti biasanya, Hendrei yang tiap harinya merasa ada yang terlewatkan apabila dalam sehari tak mengambil ponselnya, lalu membuka aplikasi dan yakin saja jutaan orang pasti memilikinya aplikasi tersebut namanya “WhatsApp”.
Di aplikasi tersebutlah banyakan remaja menghabiskan sebagian waktunya menanyakan kabar kekasihnya tentang “Bagaimana kabarmu?, kamu sudah makan?, kamu lagi nngapain?”. Wajar saja jika itu terjadi toh keduanya saling merawat cinta.
Tak terduga sewaktu itu kira-kira jam 20:00 Wita, Hendrei membuka ponselku lalu mengklik “WhatsApp” ia pun langsung mengatasi iseng-iseng itu dengan menonton “Story WhatsApp” teman-temannya, lalu melihat beragam kebahagiaan yang ditayangkan dan caption-nya yang bijaksana, membuat dir Hendrei ikhlas tersenyum,
Tak disangka ia melihat Story WhatsApp temanya Dinda, Hendrei langsung mengomentari foto tersebu, tak pikir panjang Hendrei langsung mengomentari postingan Dinda yang ku sebutkan di awal namanya, Hendrei yang kurang paham bagaimana merayu perempuan agar memberikan No WhatsApp-nya Wanti pada saat Hendrei memintanya kepada temannya si wanti yang akrab di sapa Dinda, yang sudah lama berteman WhatsApp dengannya
“Din… wanita yang di samping kamu itu namanya siapa” tanya Hendrei.
“Kepo amat sih sama teman aku, ini aku kasi tau, itu namanya wanti teman aku” Jawab Din dengan nada kesal pasalnya Hendrei ngotot bertanya.
Hendrei pun menjawab dengan sedikit rayuan “Hehehe aku kan cuman bertanya Din… lagian bertanya soal biasa, aku boleh nggak minta No WhatsApp-nya, biar aku tanyakan saja sama dia lebih lanjut”
“Emangnya kamu mau tanya tentang… apa yaa khem-khem” ujar Dinda kepada Hendrei dengan sedikit ejekan.
Hendrei pun tak memperdulikan ejekannya itu yang pastinya dia memberikan Kontak si Wanti, syukur saja dengan rayuan yang Hendrei berikan akhirnya percaya la memberikan kontaknya si Wanti kepadanya.
Dengan perasaan yang bercampur bahagia tak asing menghampiri Hendrei, bagaimana tidak sosok Wanita yang kelihatan di foto terlihat sangat baik, dan sepertinya dia tipe orang yang tak pandai mempermainkan perasaan lawan jenisnya.
“semoga saja tebakan ku tepat tentang dirinya hehehe” Ucap Hendrei
Tak berselang lama setelah Dinda memberikan Kontak si Wanti kepada Hendrei dengan bermodalkan tekad nan beranikan diri Hendrei pun mengirimkan pesan Via WhatsApp padanya.
“Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh kak”
lalu beberapa menit kemudian dijawab oleh Wanti “Waalaikumsalam warahmatullahi Wabarakatuh kak, ada apa yaa kak?”
Hendrei pun senang karena respon yang baik di berikan kepadanya, langsung saja Hendrei seolah-olah menanyakan namanya padahal terlebih dahulu a sudah menanyakan kepada Dinda dan Dinda memberitahukan namanya namun karena memperolok kemudian pura-pura tidak tau apa-apa
“Kak klo boleh tau nama kakak siapa yaa biar aku save kontak kakak” Tanya Hendrei padanya
“Ohh nama saya Wanti” jawabannya singkat
Chat pun berlanjut hingga Hendrei menanyakan lebih lanjut tentang nya, sampai kemudian Hendrei bercerita panjang lebar bersama Wanti, sampai kemudian Hendrei menceritakan hal yang pernah ia alami saat tersesat di jalan
“Wanti kamu mau berkenaan mendengarkan cerita ku beberapa bait” pintanya pada Wanti
“Iyya boleh,”
“Begini wanti pernah sewaktu saya ketika pergi mengantarkan barang teman saya ketika waktu itu teman saya meminta untuk membawakan barangnya, dan saat itu saya menggunakan maps sebagai penunjuk arah jalan namun, kamu tau nggak hal yang tak terduga menghampiri saya,” tanya kepada Wanti
“Lokasinya tidak sesuai atau dengan kata lain aku tersesat sampai kemudian saya berpikir, untung saja ketika jalan kehatimu itu tak perlu menggunakan “maps (petunjuk arah)” dan harapku kau mau membukakan pintu hati mu untuk ku hehe” gombalnya Hendrei kepada Wanti
Wanti pun tertawa dengan sedikit gombalannya, sampai ketika Hendrei membuat kan puisi Wanti
Tentatang Engkau…
Engkau akan menjadi bait puisiku saat ini
Yang dalam benak ku setiap saat
Ku harap engkau tak keberatan Wanti….
Namun walau berbagai Rayuan yang digunakan oleh Hendrei kepada Wanti belum berhasil pada saat itu, Hendrei pun terus berusaha ia pun mengeluarkan kata-kata puitisnya,
“Aku yakin ini benar cinta kepada Wanti sejak awal, aku akan terus berjuang”.
Penulis merupakan mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Semester III