Washilah – Bicara tentang idul fitri atau hari lebaran, pasti yang terbayang adalah tampilan dan makanan yang istimewa. Tapi, seperti apakah sunah tentang adab hari raya? Yuk simak berikut ini:
1.Mandi
Yaps, saat hari raya disunahkan untuk mandi sebelum melaksanakan Salat Id, bahkan ada yang berpendapat seperti mandi janabah. Hal ini berdasarkan pada atsar dari sahabat Rasulullah SAW.
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jumat, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177)
Jadi, meskipun pagi atau bahkan subuh hari suhu udara terasa dingin dan malah membuat malas mandi, lawan semua kemalasan itu. Tak ada hal yang rugi dari mandi. Selain membuat tubuh segar, insyaallah hati dan pikiran itu segar menyambut hari yang suci.
2. Makan Sebelum Salat Id
Ini juga penting dilakukan. Walaupun makannya hanya sesendok atau beberapa suapan, mungkin karena tidak terbiasa sarapan, intinya makan. Kenapa? Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan sebelumnya beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadis ini hasan)
Seperti yang dijelaskan hadis diatas, Rasulullah SAW makan sebelum berangkat shmalat karena pada hari itu kita dilarang puasa juga sebagai pertanda bahwa kita sudah tidak puasa lagi.
3. Memakai Baju dan Perhiasan Terbaik
Nah, ini mungkin yang sudah menjadi tradisi dan mendarah daging, “Wajib pakai baju baru saat lebaran” padahal ini sunah, itupun tidak mesti baru tetapi yang dianjurkan adalah yang terbaik. Hadis Nabi Muhammad menyebutkan: Dari Jabir radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW memiliki jubah yang dikenakannya pada saat dua hari raya dan hari Jumat. (HR. Al-Baihaqi).
Tidak perlu memaksakan harus mengenakan serba baru mulai dari kepala sampai kaki, sebaiknya yang terbaik dan itu sudah cukup. Dalam agama kita tidak pernah dibiarkan untuk boros dan berlebih-lebihan, apalagi dalam hal yang kurang bermanfaat.
4. Memakai Wewangian atau Berparfum
Lebaran pasti bertemu banyak orang mulai dari saat Salat Id sampai silaturahmi ke sanak saudara, sehingga saat kita menjadi wangi dan orang senang dibuatnya maka akan jadi sedekah. Dalam sebuh hadis dari Hasan As Shibti disebutkan: “Rasulullah saw. memerintahkan kepada kami agar pada kedua hari raya memakai pakaian yang terbagus, memakai wangi-wangian yang terbaik dan berkurban dengan hewan yang paling berharga.” (HR.Al Hakim) Tapi, mungkin bagi kaum wanita secukupnya saja agar tak menjadi fitnah nantinya.
5. Bertakbir dari Rumah Menuju ke tempat Salat Id
Karena telah mampu melewati Ramadan dengan baik, maka kita diperintah untuk senantiasa bersyukur dan bertakbir pada hari itu. Dalam suatu riwayat disebutkan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fithri sambil bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 2/1/2. Hadis ini mursal dari Az-Zuhri namun memiliki penguat yang sanadnya bersambung. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih)
6. Jalan yang Berbeda Saat Berangkat dan Pulang
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat salat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari, No. 986)
Ini bukan karena kita dianjurkan untuk berputar-putar mencari jalan lain atau menyusahkan diri, tapi hikmahnya agar banyak jalan dan bagian dibumi yang menjadi bukti saksi amal kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang diberitakan oleh bumi adalah bumi jadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang telah mereka perbuat di muka bumi. Bumi itu akan berkata, “Manusia telah berbuat begini dan begitu, pada hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi. (HR. Tirmidzi no. 2429)
Wallahu’alam
Semoga bermanfaat untuk diamalkan, insyaallah bisa jadi ladang pahala di hari yang fitri.
Mohon maaf lahir dan batin.
Penulis: Nur Isna Mulyani Rasya (Magang)