Samudera Bersujud Kepada SB eSA

Facebook
Twitter
WhatsApp

Selasa, 13 Desember 2011 | Suryani Musi
Ikan Asin ayahku dipentaskan oleh SB eSA UIN Makassar
Washilah Online-Di hari pertama (13/12/2011) pementasan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya (SB) eSA Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar langsung membudak. Pemetasan ini berlangsung mulai hari ini sampai besok di gedung Lecture Centre (LT) umum dekat Fakultas Kesehatan. Gedung yang berkapasitas ratusan orang tersebut disesaki oleh penonton.
Sebelum memasuki ruangan pementasan, penonton disuguhi dengan galeri foto-foto di jalan masuk ruangan.
Sebelum penampilan mereka dibuka, Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan, Dr Nasir Siola membuka acara tersebut. Ia menyampaikan bagaimana ia dulunya ketika mahasiswa berkali-kali mengharumkan nama baik UIN  keluar di bidang seni.
“Saya berharap, SB eSA ke depannya kembali mencetak sejarah untuk UIN. Karena sampai saat ini, ketika UIN pindah dari kampus I ke kampus II Samata Gowa, saya belum melihat gebrakan barunya,”paparnya.
Ia juga menitipkan pesan bahwa siapapun itu, apakah pemimpin atau mahasiswa mestinya harus memiliki jiwa seni. Karena dengan seni-lah seseorang mampu memahami mahluk lain.
Pementasan spektakuler ini tidak sebanding dengan tiketnya yang cuma berharga lima ribu rupiah. Dengan didukung soundsistem yang kuat, penataan panggung yang hebat, penonton dimanjakan dengan berbagai peemntasan. Seperti persembahan tarian, teater, sastra, nasyid, senematografi, dan musik dengan nuansa Samudera.
Pementasan kian menyedot perhatian penuh dari penonton ketika pementasan drama teater yang berjudul Ikan Asin Ayahku. Disadur dari cerpen salah satu anggota SB eSA, Hamdan kemudian diramu ke dalam naskah teater dan disutradarai oleh Sarsil Martin.
Penataan panggung yang demikian bagus sehingga drama tersebut tersuguh seperti kehidupan nyata. Drama ini bercerita pada kehidupan seorang nelayan miskin. Dikaruniai oleh dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Namun, si sulung tersebut mempunyai penyakit keterbelakangan mental.
Ketika cerita tersebut mengalir, banyak penonton sampai menitikkan air mata. Ceritanya benar-benar menyentuh seperti yang dipaparkan oleh salah seorang penonton yang bernama Satriani dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).
Tak mau kalah, dari Loebang Cinematografi dan Alkautsar Art mempersembahkan film yang berdurasi kurang lebih 30 menit yang berjudul Begundal. 
Semua karya yang mereka pentaskan tersebut merupakan karya asli dari calon anggota SB eSA di eksibisi XV yang bertema Samudera Bersujud ini.

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami