Washilah – Buntut dugaan pelecehan seksual oleh oknum dosen, Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Adab gelar aksi demonstrasi di Gedung Fakultas Adab dan Humaniora, Selasa (24/12/2024).
Diberitakan sebelumnya oleh Mediaukkiri.id bahwa salah seorang mahasiswa dilecehkan sebanyak dua kali saat proses setoran hafalan hadis.
Pelaku berinisial AI dalam aksinya disebut-sebut menyentuh area sensitif dari korban.
Dalam aksi demonstrasi itu, Dekan FAH, Barsihannor dan Ketua Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab (BSI), Baso Pallawagau menemui demonstran.
Baso Pallawagau membenarkan tentang adanya kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan Prodi yang ia pimpin. Dirinya mengklaim bahwa pelaku tidak lagi mengampuh mata kuliah di Prodi BSA maupun FAH.
“Di fakultas ini (FAH) tidak akan pernah lagi mengajar dan membimbing, tapi kalau di Gedung Pascasarjana pasti ada di sana. (Karena pelaku) mengajar di Dakwah, mengajar juga di Pascasarjana dan fakultas-fakultas lain,” bebernya.
Walau begitu, Baso Pallawagau mengakui pihaknya luput mencabut salah satu mata kuliah yang diajarkan oleh IA.
Senada dengan itu, Barsihannor sebut telah mengantongi keterangan dari beberapa pihak termasuk korban dan pelaku.
Ia juga menegaskan jika IA bukanlah dosen FAH. Melainkan pindahan dari Kementerian Agama yang secara kebetulan mulanya ditempatkan di FAH.
“Nanti di fakultas baru keluar SK dosennya. SK dosennya di tempatkan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK),” tuturnya.
Walaupun demikian, dirinya tetap mengambil langkah mencabut semua mata pelajaran yang diajarkan IA lantaran pelecehan seksual tersebut dilancarkan di lingkungan FAH.
Beredar informasi bahwa korban telah melaporkan kasusnya pada Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) pada 26 November lalu, lembaga yang ditunggangi Djuwariah Ahmad tersebut tak kunjung memberi kepastian kepada korban.
Washilah mengkonfirmasi kepada Djuwariah Ahmad. Ia membantah adanya laporan pelecehan seksual yang masuk di hari itu.
“Mahasiswa yang bersangkutan pernah datang ke LP2M tapi saya tidak ada karena lagi mengantar jenazah Prof. Wahyuddin Naro ke pemakaman. Dia ketemu ibu Ketua LP2M dan diminta lagi datang besok ke PSGA untuk melapor secara resmi karena kami di PSGA ada SOP Pengaduan dan Penanganan Kasus, tetapi sampai sekarang mahasiswa tersebut tidak pernah datang ke PSGA,” tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Penulis: Redaksi