Parade Calon Peserta IHTJ Washilah Kampanyekan Anti Apatisme

Facebook
Twitter
WhatsApp
Pawai peserta IHTJ mengelilingi pelataran UIN Alauddin Makassar, Sabtu (10/05/2025). | Foto: Washilah - Nur Fathanah

Washilah — Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Informasi Mahasiswa Alauddin (LIMA) Washilah mengadakan screening hari pertama sebagai rangkaian dari In House Training Journalistic (IHTJ) ke XXIV, di Aula Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lantai 2, Sabtu (10/05/2025).

Screening hari pertama ini menggelar pawai sebagai aksi simbolis dengan membawa selebaran, yang dilakukan oleh peserta mengelilingi pelataran UIN Alauddin Makassar.

Selebaran yang berisikan “Mahasiswa Harus Kritis, Jangan Apatis” yang ia maksud adalah, sebagaimana mahasiswa yang harus berpikir dan membaca lingkungan yang ada di sekitarnya.

Salah satu peserta Screening, Andi Abhar, ikut bersuara tentang mahasiswa yang apatis. Dalam puisinya, ia membeberkan mahasiswa bukan budak, ia harus bersuara dan kritis.

“Diantara ruang-ruang ilmu yang penuh janji. Yang Berselimut debu dan teori. Wahai mahasiswa, kau bukan budak mimpi. Kau adalah pedang yang keluar dari buku- buku berani,” kata dia dalam puisinya.

Abhar ingin mahasiswa tidak diam dan buta terhadap isu di lingkungan kampus UIN Alauddin Makassar.

Usai pawai, peserta mengikuti tahapan wawancara yang menguji lima materi, yakni keislaman, kemahasiswaan, keorganisasian, keilmuan, dan kejurnalistikan.

Sementara itu, Muh Al Ansyari, selaku peserta menyatakan bahwa dirinya nyaman selama forum IHTJ.

“Nyaman, tidak ada perpeloncoan, full materi dasar tentang kejurnalistikan,” ungkapnya.

Begitu juga dengan Julia Syanina L, ia merasakan hal yang sama selama forum screening. Ia dapat bertemu dengan teman baru, mendapatkan materi dasar tentang kejurnalistikan dan tidak ada perpeloncoan selamat forum.

“Berasa kayak baku (saling) rangkul, baku (saling) solidaritas, jadi benar-benar seperti keluarga,” ungkapnya.

Julia berharap ketika dirinya dinyatakan lanjut ke forum IHTJ, ia akan mendalami dan menggali lebih dalam tentang dunia kejurnalistikan.

“Saya ingin ilmu pengetahuannya, saya ingin ilmu disini (Washilah) dan pengalaman,” harapnya.

Penulis: Sappe
Editor: Hardiyanti

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami