Empat Dekade Washilah: Menjaga Bara Perlawanan, Menyuarakan Kebenaran

Facebook
Twitter
WhatsApp
Foto: Dok pribadi penulis.

Oleh: Irham Sari

— 40 tahun bukan sekadar angka. Ia adalah jejak panjang perjuangan, konsistensi, dan idealisme yang terpatri dalam setiap huruf yang ditulis, setiap suara yang disuarakan, dan setiap peristiwa yang diabadikan oleh Washilah.

Washilah hadir sebagai jembatan suara mahasiswa. Lebih dari sekadar lembaran berita, Washilah tumbuh sebagai ruang kritis, tempat di mana keberanian bersuara dilatih, nalar dipertajam, dan keberpihakan terhadap mahasiswa, kebenaran, serta keadilan menjadi kompas utama—selamanya.

Dalam setiap edisinya, Washilah memotret denyut kehidupan kampus dan masyarakatnya, mengangkat suara-suara yang kerap terpinggirkan, serta menjadi penjaga nalar kritis mahasiswa di tengah arus informasi yang kian cepat namun sering kali dangkal. Tak terhitung sudah berapa banyak dinamika yang dilalui—dari intimidasi, ancaman DO, bahkan pembubaran organisasi. Namun yang tak pernah padam adalah nyala bara semangat itu: semangat untuk tetap ada, semangat untuk terus menulis, semangat untuk selalu berpihak pada nurani.

Empat dekade bukan hanya perkara usia, tapi tentang warisan. Washilah mewariskan nilai: integritas jurnalistik, independensi, dan keberanian. Dari ruang redaksi yang sederhana, lahir generasi-generasi penulis, pemikir, dan aktivis yang kini mengabdi di berbagai lini kehidupan, membawa semangat yang mereka tempa selama menjadi bagian dari keluarga kecil Washilah.

Di tengah perubahan zaman, saat media digital mengubah lanskap informasi, Washilah tetap bertransformasi tanpa kehilangan jati dirinya. Ia tetap menjadi kawan berpikir yang kritis, ruang bertumbuh yang jujur, dan suara alternatif yang menolak tunduk pada hegemoni.

Kini, di usia ke-40, Washilah tidak hanya merayakan waktu, tetapi juga merayakan komitmen: komitmen untuk terus menjadi ruang aman bagi nalar kritis, untuk terus menjaga independensi dalam menyampaikan kebenaran, dan untuk terus menghidupkan semangat pers mahasiswa di tengah tantangan zaman yang terus berubah.

Selamat Milad ke-40, Washilah. Teruslah menjadi penanda zaman, penyala harapan, dan penjaga kebenaran. Karena selama kebenaran masih butuh disuarakan, selama ketidakadilan masih butuh dilawan, dan selama kata-kata masih punya daya, Washilah akan selalu relevan—dan dibutuhkan.

*Penulis merupakan Pimpinan Redaksi Washilah periode 2023

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami