Oleh: Rusmianti
Genre Drama Kriminal, Bullying Anak dan Psikologis Keluarga adalah combo terapik yang dilahirkan Netflix melalui series Adolescence di awal Maret 2025 ini.
Kamu akan melintasi berbagai macam rollercoaster emosi melalui cerita yang ditulis oleh penulis yang sama dari Enola Holmes dan National Treasure Jack Thorne, yang sukses menggaet atensi para penonton melalui kemampuan berkelas Philip Barantini dalam menyutradarainya secara ‘out of the box’.
Series yang berasal dari Inggris ini menceritakan Jamie Miller, Siswa Midschool (Sekolah Menegah Pertama) berusia 13 tahun yang secara mengejutkan disergap polisi atas dugaan pembunuhan teman kelasnya sendiri, Katie.
Konflik series yang berdurasi sekitar 60 menit setiap episode dengan total 4 episode ini dibangun secara rapi, lugas namum penuh teka-teki atas dalang dan alasan dibalik terbunuhnya Katie.
Teknik one continues take atau teknik pengambilan satu gambar secara terus menerus yang digunakan saat proses shooting series ini membuat para penonton takjub, dimana penonton dapat mengikuti gerak kamera secara manual dari satu scene ke scene yang lain.
Episode 1: “I didn’t do it”
Pembuka episode ini dipenuhi oleh kepanikan dan percakapan yang intens penuh kemarahan setiap anggota keluarga di Rumah Jamie, terutama ayahnya yang sangat dekat dengannya.
“I didn’t do it” dan “I want my dad” adalah dua kalimat yang tak henti-hentinya Jamie ucapkan sesaat polisi menariknya ke mobil hingga tiba di kantor polisi sambil menyeka air matanya. Menampilkan anak 13 tahun yang menjalani berbagai proses pemeriksaan kepolisian yang membingungkannya.
Episode 2: Beyond the Kid’s Screen
Scenes dari episode kedua ini menjabarkan kondisi sekolah dan peran sosial media di zaman sekarang hingga perspektif baru dari berbagai teman Jamie dan Katie. Percakapan mulai terbangun dan menguak berbagai faktor penyebab seperti bullying, toxic masculinity, use of social media, hingga sex education. Jika kamu tahu Andrew Tate, kamu akan memahami bagaimana cara berpikir Jamie.
Episode 3: Emotions and Mastermind
Episode ketiga ini digadang-gadang sebagai episode terbaik sepanjang series yang menyampaikan klimaks dibalik kondisi mental Jamie dan alasan terbunuhnya Katie.
Menampilkan Jamie dan Psikolognya yang duduk berhadapan hampir sepanjang episode, membuat penonton serasa sedang mencocokkan puzzle-puzzle untuk menguak keadaan sebenarnya. Percakapan mereka berlangsung tegang, emosional, dan menjengkelkan.
Episode 4: Parents Life After the Crime
Episode ini merupakan episode yang menggambarkan suasana rumah Jamie setelah tuduhan itu benar. Menampilkan penolakan sosial atas orang tua dan saudara Jamie di lingkungannya dan bagaimana penyesalan meringkuk tulang ayah Jamie menjadi emosi yang tertahan membuatnya berpikir gagal menjadi seorang ayah yang baik hingga bagaimana ia dan keluarganya berdamai dengan keadaan.
Akting dari setiap aktor dan aktris di series ini benar bukan main melalui kemampuanya memainkan emosi penonton hingga akhirnya pesan sampai dengan baik serta didukung oleh audio dan visual yang sangat pas.
*Penulis merupakan Mahasiswi jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar