Washilah – Sejumlah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Kerakyatan Indonesia kembali lakukan aksi unjuk rasa terkait dengan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh karyawan PT Mandala Finance terhadap salah satu kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di depan Mapolres Makassar, Kamis (27/7/2023).
Aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk solidaritas demonstran Makassar yang menuntut agar tindak kekerasan pada demonstran dihentikan guna menyelamatkan demokrasi.
Ada lima tuntutan yang dibawa dalam aksi unjuk rasa tersebut diantaranya; stop diskriminasi demonstran, ungkap otak dibalik pengeroyokan terhadap demonstran, mendesak Kapolri untuk mengevaluasi Kapolda Sulsel beserta jajarannya, meminta Kapolrestabes Makassar untuk meminta maaf secara terbuka terkait adanya insiden pengeroyokan demonstran oleh karyawan PT Mandala serta copot Kapolrestabes Makassar.
“Kekerasan yang menimpa salah satu demonstran ini adalah akibat kelalaian dari kepolisian, sehingga perlu adanya permohonan maaf dan pernyataan sikap dari Kapolrestabes Makassar untuk tidak mengulangi hal tersebut”, ungkap Mujahidin selaku Jendral Lapangan.
Sementara itu, Koordinator Mimbar (Kormim), Chaerul menyebut Kapolrestabes lalai dalam menjalankan tugasnya.
“Tidak ada iktikad baik dari Kapolrestabes Makassar atas insiden yang menimpa salah satu demonstran. Membuktikan Kapolrestabes Makassar lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai pengayom masyarakat,” pungkasnya.
Dalam aksi unjuk rasa ini pihak demostran menutup dan memblokade dua ruas jalur di Jalan Sultan Alauddin. Akibatnya pihak kepolisian yang tergabung dalam Korps Sabhara membubarkan massa aksi tersebut.
Penulis: Arham
Editor: Nabila Rayhan