Washilah – Hari kedua Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) secara virtual di ambil alih oleh tiap-tiap Fakultas di UIN Alauddin Makassar, menjadi cerita tersendiri bagi panitia pelaksana, Selasa (29/9/2020).
Ada banyak hal yang menarik dalam pelaksanaan PBAK ini, diantaranya di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) yang memperkenalkan isu-isu kampus dengan mengarahkan mahasiswa baru untuk berekspresi dalam bentuk tulisan dan di perlihatkan di layar Handphone atau laptop.
“Isu utama kami itu sebenarnya persoalan UKT, karena kami mendapati banyak kabar dari Maba tahun ini khususnya Fakultas Adab banyak sekali yang tidak sesuai UKTnya dengan pekerjaan orang tuanya,” ujar Ketua Dema FAH Wawan.
Wawan menambahkan, tak hanya itu, isu mengenai kekerasan seksual juga diangkat melihat begitu banyaknya kasuk pelecehan seksual yang terjadi di kampus negeri ataupun swasta.
“Dan kenapa kami panitia PBAK online mengangkat stop kekerasan seksual karena ada begitu banyak pelecehan seksual yang terjadi dilingkungan kampus negeri maupun swasta. Dan ini yang menjadi catatan juga buat kami untuk di edukasi ke Maba,” tambahnya.
Salah satu mahasiswa baru jurusan Ilmu Perpustakaan Suhra Nurpi mengaku senang dengan metode pengenalan isu ini.
“Soal penulisan seperti UKT, saya sangat senang karena banyak diantara kami yang UKTnya tidak sesuai dengan penghasilan orang tua,” katanya.
Selain dari metode-metode baru yang digunakan dalam proses pengenalan budaya kampus, panitia juga menilai kondisi kali ini sangatlah jauh berbeda dari tahun sebelumnya, yang penuh dengan semarak penyambutan mahasiswa baru.
Ketua Dema Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Nur Rahmatullah Amin juga sedikit menyayangkan kondisi saat ini yang mengharuskan mahasiswa baru menerima materi di rumah masing-masing.
“Yang menjadi pembeda dari tahun lalu adalah konsepnya, yang paling menonjol adalah bentuk penyampaiannya yang kurang efektif dan massif ke mahasiswa. Materinya tidak didalami dan tidak sesuai yang diharapkan, seperti ada yang matikan kamera dan tidak ditau apa yang dilakukan,” tuturnya..
Senada dengan itu, Ketua Sema Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Fuad Hidayatulla juga menilai dalam pelaksanaan PBAK ini banyak kendala yang di hadapi, seperti masih gagap juga tidak siap dengan mekanisme yang ada.
“Kendalanya tentu banyak, kalau saya melihat secara keseluruhan saya bisa menyimpulkan banyak yang masih gagap juga belum siap dengan mekanisme PBAK dengan menuntut hasil yang maksimal,” jelasnya.
Ia juga menyayangkan beberapa tindakan dari Mahasiswa baru yang abai dalam proses penerimaan materi PBAK.
“Masih banyak mahasiswa yang bertingkah semaunya, padahal itupun sudah didahului dengan aturan aturan yang ketat bahkan diperingati dengan persoalan seperti tendensi akademik. Karena sebenarnya yang ingin dicapai adalah pengenalan akademik pengenalan lingkungan atau dunia kemahasiswaan syarat untuk itu adalah menyimak konten-konten dari seluruh materi yang diturunkan,” jelasnya.
PBAK terus berlangsung hingga besok tanggal (30/9), dengan diserahkannya pada tataran Prodi dari tiap Fakultas di UIN Alauddin.
Penulis : Reza Nur Syarika
Editor : Rahma Indah