Pendaftaran KKN Tematik Minim Sosialisasi

Facebook
Twitter
WhatsApp
Foto bersama Mahasiswa KKN Tematik UIN Alauddin Makassar dengan Dosen Pembimbing Ibrahim di rektorat, Selasa (06/08/2019). Sumber Foto : Instagram KKN Tematik UIN Alauddin Makassar.

Washilah – Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Alauddin Makassar terdiri dari empat macam yakni, KKN Reguler, KKN Tematik, KKN Nusantara, dan KKN Profesi. Dari keempatnya, KKN Tematik sendiri menjadi sorotan sebab metode pendaftarannya yang minim sosialisasi.

Kepala Biro Akademik Administrasi Kemahasiswaan dan Kerja Sama (AAKK) Dr Yuspiani mengungkapkan KKN Tematik memang tidak terlalu dipublikasikan karena tema dan prodi harus disinkronisasikan.

“Tema yang kemarin terkait dengan pemasaran online, jadi tidak semua fakultas. Kita lihat temanya ini cocok dengan prodi apa jadi informasinya tidak menyeluruh dan langsung disampaikan ke fakultas terkait,” katanya, Selasa (27/08/2019).

“Juga, KKN Tematik ini sifatnya terbatas berbeda dengan KKN Reguler yang bisa diikuti siapa saja,” tambah Yuspiani.

Menurut salah satu mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik, Nurpa Zain mengaku bahwa pertama kali ia mengetahui KKN Tematik dari salah satu Staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M),  Dr Muh Suhufi. Selain itu, kata Nurpa informasi ini juga disebarkan di setiap fakultas.

“Sebenarnya KKN Tematik ini disebarkan di setiap fakultas, jadi setiap dekan bertugas untuk menginfokan ke mahasiswanya, dan nanti dekan sendiri yang akan merekomendasikan mahasiswanya,” ujarnya, Kamis (29/08/2019).

Berbeda dari Nurpa, Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur, Musfika Sari mengaku pernah mendengar informasi terkait pemberangkatan untuk KKN Tematik dari teman ke teman. Maka ia memverifikasi langsung ke LP2M. Hanya saja ia merasa informasi tersebut sengaja disembunyikan darinya.

“Sempat tanya ke pengurus LP2M katanya tahun ini tidak ada KKN Reguler yang ada hanya KKN Tematik, itupun pengurus bilang KKN Tematik nanti di Bulan Desember, eh ternyata minggu depannya sudah berangkat,” terangnya, Sabtu (31/08/2019).

Saat Reporter Washilah mencoba untuk mengkonfirmasi kepada Staf LP2M Suhufi (23/8), ia tidak bersedia memberikan keterangan “Wawancara dengan Kepala Pusat KKN pak Gazali”, balas Pembina UKM Pramuka ini Via Whatsapp.

Berbeda dengan Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik, Prof Mardan menegaskan bahwa KKN Tematik justru dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa yang berminat dan tidak boleh dipersulit.

“Semuanya terpublikasi, ada di pedoman edukasi tapi tetap kembali ke situasi apa layak kita lakukan atau tidak. Untuk tahun ini, KKN Tematik tergantung mahasiswa, ada yang mendaftar atau tidak, kalau tidak ada yah tidak usah dilaksanakan karena memang yang diprioritaskan adalah KKN terpadu, KKN reguler dan jika dipersulit oleh pengelola KKN untuk mendaftar KKN Tematik mahasiswa bisa menghadap ke rektor,” tegasnya.

Rekomendasi Dekan  dan Kajur

Saat diwawancarai oleh Reporter Washilah (26/8), eks Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (P2M), Drs HM Gazali Suyuti mengungkapkan, KKN Tematik ini adalah sebuah kegiatan yang memang sudah ditentukan dan saat ini sementara berlangsung di Kabupaten Enrekang dan Bantaeng. 10 mahasiswa dikirim ke dua Kabupaten tersebut, lima mahasiswa di Kabupaten Enrekang dan lima di Kabupaten Bantaeng.

“Kita sepakati nama kegiatannya dan memang kita ada kerja sama. Sementara berlangsung itu di Kabupaten Enrekang dan Banteng mengenai Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Muslim, khusus untuk kegiatan ekonomi supaya meningkatkan ekonomi muslimah,” ujarnya.

Gazali menambahkan mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik merupakan mahasiswa yang telah ditentukan oleh dekan masing-masing. Mahasiswa yang terpilih adalah permintaan khusus, hanya diperuntukan bagi mereka yang menguasai bagaimana meningkatkan ekonomi Muslimah di daerah. Skill tersebut nantinya akan digunakan di lokasi KKN.

“Mahasiswa yang kita pakai adalah mahasiswa yang telah diminta oleh dekan masing-masing, ada dari FEBI, FST, FDK dan FSH. Kita juga bekerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah,” ungkapnya.

Salah seorang mahasiswa perwakilan FDK Gufran mengungkapkan, ia mendapatkan informasi KKN Tematik dari Ketua Jurusan (Kajur) Jurnalistik Drs Alamsyah. Menurutnya, alur pendaftaran KKN Tematik melalui rekomendasi dari Dekan FDK dan Kajur. “Ada surat ke fakultas dari LP2M, fakultas ditujukan ke jurusan bersangkutan dan saya dihubungi sama pak Kajur,” beber Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Jurnalitik tersebut, Sabtu (31/08/2019).

Senada dengan itu, Nurpa Zain menuturkan bahwa tidak ada tahapan seleksi, 10 orang dipilih langsung dari fakultas dan ketua jurusan masing-masing. Biaya yang dibebankan pada mahasiswa sama halnya dengan KKN Reguler.

“Satu juta per orang untuk biaya living kost, transportasi dan biaya operasional dibiayai oleh Social Trust Fund dari UIN Syarif Hidayatullah,” jelasnya.

Sementara itu, Yuspiani membeberkan, KKN Tematik sendiri sudah mulai diprogramkan dari tiga tahun lalu dan yang berhasil menjadi KKN Tematik pertama hanya di Enrekang dan Bantaeng.

“KKN Tematik sudah didiskusikan dan masih banyak perdebatan, saat ini di Enrekang dan Bantaeng adalah yang pertama, itupun karena adanya bantuan dan kerjasama dari UIN Jakarta,” ungkapnya.

Penulis : Ramalia, Viviana Basri, Nurqalbina

Editor : Suhairah Rasyid

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami