Washilah – Salah jurusan? Mungkin pada saat memilih jurusan, ekspektasi yang kita pikirkan dengan kenyataan sangat berbeda pada saat kita menjalaninya di bangku kuliah. Oleh karena itu, banyak mahasiswa yang merasa banyak salah pilih jurusan. Salah jurusan di salah satu Perguruan Tinggi bukanlah hal asing yang diperbincangkan. Kerap kali terdengar ketika mereka mengetahui jurusan-jurusan yang baginya asing tanpa ada sedikitnya pembekalan informasi sebelumnya.
Yang menjadi pertanyaan mengapa salah jurusan kerap kali terjadi?
Salah satu penyebab utama yaitu ketika pengumuman jalur undangan atau biasa orang sebut dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) ternyata bukanlah lulus di jurusan yang diminati atau diidamkan, misalnya karena pilihan terakhir. Dalam pemilihan jurusan saat pendaftaran, biasanya pilihan terakhir adalah pilihan yang tidak terlalu diprioritaskan berbeda dengan pilihan pertama dan kedua. Sehingga kerap kali orang menyebutnya salah sasaran dalam artian salah jurusan.
Faktor kedua orang tua, sebagian dari orang tua memilihkan jurusan kepada anaknya, karena mereka beranggapan bahwa jurusan pilihannya merupakan jurusan yang paling tepat, tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat dan minat atau keinginan anaknya. Selain itu, hanya sekedar ikut-ikutan teman atau karena minimnya informasi terhadap jurusan yang akan dipilih.
Akibatnya di awal perkuliahan tak memiliki semangat belajar, kalau pun ke kampus hanya sekedar mengisi absen saja, lalu merasa tak mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen dan merasa minder karena beranggapan bahwa teman-temannya memiliki potensi lebih di jurusan itu. Tentang nilai IPK rendah pun tak peduli asal bisa kuliah adalah prinsip utamanya dan ngampus pun hanya sekedar sebagai status saja.
Sebetulnya istilah salah jurusan itu kurang tepat, mengapa demikian?
Karena dalam hidup ini ada kebebasan untuk memilih, seperti halnya saat memilih Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau pun institut-institut lainnya begitu pun juga dengan jurusan-jurusannya, kita memiilih secara sadar. Otomatis disaat tidak lulus dipilihan A maka akan pindah dipilihan B dan seterusnya dengan menerima konsekuensi atas pilihan yang telah dipilih dan harus mengetahui tanggung jawab sebagai mahasiswa.
Bagaimana cara membangkitkan kembali semangat itu?
Rasa syukur seharusnya ditanamkan dalam diri. Tidak semua orang bisa kuliah dan bisa lulus dengan mengikuti tes 1 kali saja, bahkan ada yang harus berkali-kali. Sesuatu yang kau anggap baik belum tentu baik di sisi Allah begitu pula sebaliknya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
Seharusnya wajib juga direnungkan seberapa banyak waktu yang terbuang sia-sia, tenaga bahkan materi yang di keluarkan. Jurusan dengan passionnya pun belum menjamin seseorang berhasil. Dengan memotivasi diri dan motivasi orang tua adalah cara terbaik agar tetap semangat dalam perkuliahan.
Sesungguhnya kuliah di jurusan apapun itu akan menemukan yang namanya kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan tergantung dari pribadi masing-masing terhadap keseriusannya dalam menjalaninya. Dan jurusan di perkuliahan bukanlah penentu sukses tidaknya seseorang. Setelah lulus pasti akan ada peluang menjadi apa kita nantinya. Seseorang yang salah jurusan juga bisa sukses karena tidak hanya menyerap ilmu dari proses belajar mengajar di kelas saja, namun bisa dari luar. Misalnya dengan mengikuti organisasi ekstrakulikuler. Oleh sebab itu, hilangkanlah rasa malas ke kampus hanya karena faktor salah jurusan
Penulis: Irmayanti (Magang)