Washilah – Di Indonesia, beragam agama telah ada sejak masa kemerdekaan. Salah satunya agama Islam yang diajarkan dan disebar oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau mengajarkan mengenai apa yang dianjurkan dan dilarang oleh Tuhan. Di Agama yang diyakini oleh umat muslim ini, menganjurkan untuk melipatgandakan pahala dan menghapus dosa. Banyak aliran Islam yang mengajarkan akan anjuran itu.
Puluhan aliran Islam yang tersebar di Indonesia, mereka yang memilih untuk mengikuti aliran tersebut memiliki keunikan tersendiri. Anggapan akan aliran Islam kadang bersifat negatif. Hal ini harus ditepiskan. Karena tidak semua aliran Islam berdampak buruk.
Salah satu aliran Islam yang ada di Indonesia ialah Khalwatiah (Mengesakan Tuhan). Mereka yang percaya dan menekuni aliran ini hanya menyakini adanya Allah yang Esa. Manusia biasa meminjam kata satu untuk menyebutkan jumlah Tuhannya. Khalwatiah disebarkan oleh ulama besar dari Kabupaten Luwu, H Abdul Fattah. Awalnya, aliran Khalwatiah Besar di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Beliau mengajarkan aliran ini di Sulawesi Selatan Hingga separuh bagian Sulawesi Tenggara seperti Kabupaten Kolaka Utara.
Puluhan ajaran aliran Khalwatiah yang unik namun tidak menyalahi aturan Islam. Seperti Berzikir dengan menggerakkan beberapa anggota tubuh yang di Sebut Rate’. Zikir ini dilakukan di rumah-rumah warga atau masjid yang telah didirikan oleh penyebarnya
Rate’ ialah zikir setelah shalat dengan menggerakkan beberapa anggota tubuh seperti tangan dan kepala. Gerakannya seperti duduk sebagaimana orang berzikir kepada Allah SWT. Lalu menepuk paha dengan menggunakan kedua telapak tangan, serta menggelengkan kepala. Bahkan ada yang sampai memaju mundurkan badan karena kekhusyukannya dalam berzikir.
Biasanya Rate’ dilakukan setelah shalat berjamaah isya dan subuh. Namun zikir dapat pula dilakukan secara individu. Menurut salah satu keturunan penyebar aliran ini, Ikhwan Muhammadong zikir bukan hanya dari hati dan ucapan. Namun tubuh juga harus berzikir, Mengingat hanya kepada Allah SWT.
“Kalau berzikir bukan cuma hati dan mulut yang melakukannya. Tapi anggota tubuh juga memiliki kewajiban untuk berzikir,” ujarnya.
Bacaan dalam rate’ ada tiga, yaitu Laa ilaha illallah 33x, illallah 33x, Allah 33x. Ketiga kalimat itu merujuk kepada nama sang pencipta yang di yakini oleh umat yang beragama Islam. Tujuan Rate’ sama dengan tujuan berzikir, yaitu mengingat hanya kepada Allah SWT. Dan menenangkan hati.
Rate’ terbilang sulit. Hingga puluhan ketururunan dari penyebar aliran ini lebih mengutamakan langsung berdo’a setelah shalat. Waktu dan kekhusyukan dalam berzikir menjadi alasan utama mereka. salah satu cucunya, Usnul memberikan alasan mengenai rasa malas yang dirasakan untuk melakukan zikir ini.
“Rate’ terlalu lama dan melelahkan,” ujarnya.
Dibulan Ramadan, Rate’ dilakukan setelah shalat berjamaah Tarwih dan subuh. Keseringan hanya langsia yang melakukan zikir ini.
Penulis: Fadeliyah Ikhwan (Anggota Magang)
Editor: Muhammad Aswan Syahrin