Oleh | Jusfaega Hasyiradhy
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mencoba untuk memahami orang lain, dan ternyata hal itu buakanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan bahkan untuk perilaku yang sederhana atau biasa-biasa saja. Kita pun tidak bisa selalu mengerti mengapa kita bertidak seperti ini. Tentu hal ini berkaitan dengan sikap, prilaku, perasaan yang biasa kita alami.
Setiap individu yang hidup di dunia ini tidak terlepas yang namanya stress, setiap hari dan setiap saat selalu saja ada kejadian yang membuat diri kita merasa stress. Misalnya tugas kuliah yang numpuk, adanya tuntutan dari orang lain terhadap diri kita, dan dapat membuat diri kita meras pusing  atau bahkan sakit kepala. Bahkan kejadian yang sering kita alami seperti kemacetan lalu lintas, ketinggalan bus, jengkel sama teman membuat kita merasa tekanan darah kita naik dan menjadi mudah marah, semua gejala-gejala tersebut merupakan gejala yang mendadak bawha diri kita telah atu sedang mengalami stress.
Namun hati- hati dengan kondisi stress sebab banyak penyakit yang dapat memicu ketika mengalami stress, Roberts S. Feldam (1989), stres merupakan proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuaatu yang mengancam, menantang ataaupun membahayakan dan individu merospon hal tersebut dengan emosi dan perilaku.
Bermacam-macam pemicu stress yang dialami mahasiswa masakini, mungkin saja masalah pertemanan, asmara, bahkan masalah akademik dan yang lainya. Namaun ketika mahasiswa sedang mengalami stress tersebut pusat permasalahanya, kepada siapa ia akan melampiaskan rasa stress tersebut, kepada teman, sahabat ataukah yanglain, yang jelasnya jika dia berwujud positif itu baik-baik saja seperti curhat kepada teman, keluarga, kerabat.
Negatifnya jika kondisi stres tersebut berwujud pada sikap negative layaknya, mengamuk, marah pada teman-teman sehingga semua teman bahkan menjauh atau  melempar dan memecahkan barang-barang yang ada disekitarnya. Itu semua karena pengaruh oleh  stres yang dialami oleh indibidu.
Beberapa penelitian mencoba mengetahui mekanisme bahwa, stres ternyata dapat mempengaruhi system kekebalan tubuh, dan hal ini berarti dapat berhubungan dengan munculnya berbagai penyakit fisik. Persaan Depresi kehilangan yang mendalam ternaya dapat menyebabkan fungsi kekebalan tubuh misalnaya mahasiswa karena memperoleh nilai Error kebanyakan dari mereka merasa depresi dengan kejadian itu, atau misalnya kehilanagan orang yang mereka sayangi, itu bahakan pemicu yang sangat membahayakan untuk mengalami stress.Â
Penelitian yang dilakukan oleh Stone & Neale (dalam Neale Davison & Haaga, 1996) menunjukan bahwa peristiwa kehidupan sehari-hari dapat mempengaruhi Mood atau perasaan seseorang. Sangat mungkin bawha Mood mungkin menekan pada produksi antibody pada manusia. Jadi peningkatan peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan akan memunculkan Mood yang negative dan ini bisa memicu penyakit.
Misalkan dalam kondisi stress, seseorang terjangkit Flu, maka kemungkinan seseorang yang mederita flu akan semakin bersar. Biasanya gejalanya akan mulai dirasakan beberapa hari sesudahnya.Â
Namun setiap individu mempunayiai cara tersendidri dalam menghadapi kondisi stress tersebut, sebenarnya apa yang membuat mahasiswa mampu menangani stres lebih baik daripada mahasiswa lainya misalnya menghadapi tugas dari dosen yang berlebihan?
Pertama adaya coping stress( bagaimana individu menhadapi stress), beberapa mahasiswa pergi ke perpustaakaan, mahasiswa lainya pergi ke café untuk berbincang, atau memutuskan untuk pergi ke bioskop untuk lebih menenankan diri, bahkan ada yang memfotocpy buku-buku yang mereka inginkan. Salah stu factor yang yang mementukan seberapa parah seseorang dipengaruhi oleh stres yang di rasakanya adalah bagaimana dia mengahdapi peristiwa yang dialaminya.Â
Biasanya coping stress mahaiswa ada yang langsung mengambil tindakan untuk mencari informasi terhadap masalah yang dialami (Problem Fucused Coping) dan ada juga mahsiswa mengahadap stres lebih kepada usaha untuk menurunkan emosi sebagai contoh, mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi, bersantai atau mencari kesenangan.
Kedua, adanya Dukungan social seperti adanya keberadaan para saudara, teman (curhat) Â ataupun kenalan dalam menghadapi stress dapat membantu untuk menangani kondisi stress. Adanya tempat untuk berbagi memberikan efek positif stres daripada mahasiswa yang hobi memendam, karena dengan berbicara kepada teman, kerabat itu dapat lebih meringanka kondisi stres yang dialami individu, jadi dukunagan sosila juga sangat penting dalam menagani stress.
Hal ini di buktiakan bahwa banyak masiswa mengalami sakit ketika musim final dan kondisi itu seperti flu berat, migren, asma bahkan ada yang mengalami tekanan dara tinggi (Hypertensi).