Washilah — Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya (SB) eSA gelar diskusi dalam kegiatan Tadarrus Sastra di Aula MAN 2 Makassar, Minggu, 23/3/2025.
Salah satu pemateri, Syamsuddin Simau, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa dalam menumbuhkan sebuah kesadaran berpikir dan kesadaran diri, perlu dengan cara literasi. Dari literasi tersebut menuntun diri dalam bersikap dan menerima perbedaan sehingga menghindarkan diri dari sifat menindas.
Lanjutnya, kampus diciptakan untuk berpikir lebih jauh, sehingga melahirkan orang-orang yang mampu berpikir kritis. Sebab syarat cerdas perlu pemikiran berbeda sehingga dapat menemukan kebaruan.
“Saya khawatir kawan-kawan ini generasi batu, tidak sadar bahwa kampus diciptakan untuk berpikir berbeda,” terangnya.
Dirinya menambahkan, dalam mencapai kecerdasan perlu sadar diri, melakukan sesuatu pun disertai kesadaran. Yang utama mengenali objeknya secara ontologis.
“Tidak ada perubahan didunia ini kecuali dipelopori anak muda seperti anda (Mahasiswa). Ketika Mahasiswa tidak mampu untuk berpikir berbeda, pulang saja,” tegasnya.
Sejalan dengan itu, pemateri lain, Aslan Abidin menuturkan, untuk mencapai kecerdasan, mahasiswa perlu literasi. Sebab penindasan terjadi ketika diri tidak memiliki kecerdasan. Dari kecerdasan tersebut menyelamatkan diri dari penindasan.
“Untuk bisa menyadari segala bentuk penindasan dengan cara melakukan membaca buku. Sebab dari penindasan itu menyebabkan kita tidak bisa survive,” jelasnya.
Penulis: Mujahid
Editor: Hardiyanti