Washilah — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Alauddin Makassar Angkatan 76 gandeng Bank Indonesia (BI) selenggarakan seminar bertajuk “Cinta Rupiah”. Berlangsung di Kantor Desa Tompo, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan pada Rabu (12/2/2025).
Pemateri utama yang merupakan perwakilan Generasi Baru Indonesia (GenBI) Sulawesi Selatan, Musyary dalam pemaparannya membahas beberapa hal diantaranya cara mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah, tips mencegah peredaran uang palsu, metode merawat uang kertas dan logam, cara menyimpan uang yang baik dan benar, serta langkah-langkah penanganan uang yang dicurigai palsu.
Disela-sela penjelasannya Musyary membagikan trik sederhana mendeteksi uang palsu dengan menggunakan prinsip 3D (dilihat, diraba, diterawang). Masyarakat yang menemukan uang mencurigakan agar segera melapor ke pihak berwajib.
Lebih lanjut, dirinya juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat mengingat saat ini modus dan trik pelaku kejahatan uang palsu semakin canggih.
“Mereka tidak hanya mengedarkan uang kertas palsu pecahan besar, tapi juga mulai menyasar pecahan dua puluh dan lima puluh yang justru lebih sering digunakan masyarakat dalam transaksi harian,” jelasnya.
Koordinator desa, Muhammad Alfajrin menuturkan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga keaslian dan nilai mata uang rupiah. Mengingat kebanyakan kasus penipuan uang palsu terjadi di pasar tradisional dan toko kelontong yang ada di wilayah Barru.
“Melalui edukasi ini, kami berharap masyarakat lebih waspada dan mampu mengidentifikasi uang palsu,” ujarnya.
Sementara itu kepala desa Tompo, Suhardi sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dan berharap masyarakat dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh uFoto bersama usai seminar edukasi uang palsu yang diadakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan 76 UIN Alauddin di Kantor Desa Tompo, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Rabu (12/2/2025).ntuk mencegah kerugian akibat peredaran uang palsu.
Seminar ini sangat tepat waktu mengingat ancaman peredaran uang palsu yang semakin mengkhawatirkan,” katanya.
Penulis: Fajrin (Citizen Reporter)
Editor: Hardiyanti