Washilah – UIN Alauddin Makassar menggelar Rapat Kerja dengan tema “Aktualisasi Budaya Cinta Sebagai Pelecut Kinerja Menuju World Class University”. Berlangsung di Sultan Alauddin Hotel Makassar, Ahad (10/2/2025).
Dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof. Kamaruddin Amin. Kegiatan ini membahas langkah-langkah strategis dalam mewujudkan agenda prioritas serta rencana besar menuju tahun 2026 mendatang.
Kamaruddin menyoroti peran penting perguruan tinggi Islam dalam pengembangan ilmu dan menjaga stabilitas sosial, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sebagai role model yakni Universitas Al-Azhar dan Universitas Muhammadiyah.
Berbanding terbalik dengan kedua kampus tersebut, produktivitas akademik di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia terbilang rendah. Menurutnya, meskipun para ulama dan sarjana di tanah air telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas sosial dan politik, publikasi ilmiah mereka di jurnal internasional masih sangat terbatas.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin, Prof. Hamdan Juhannis menegaskan untuk memastikan kualitas mahasiswa, penguatan data mahasiswa baru serta survei acak akan dilakukan. Langkah ini bertujuan untuk memetakan potensi mereka secara lebih akurat, sehingga pengembangan keterampilan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan tepat sasaran.
Disisi lain, menekankan pentingnya membawa institusi ke level internasional juga menjadi prioritas. Walaupun UIN Alauddin telah unggul di tingkat nasional, tetapi tantangan selanjutnya adalah mencapai rekognisi global, setidaknya di Asia.
Hamdan bilang bahwa institusi tidak bisa terus bergantung pada pendapatan akademik dan perlu mencari sumber pendanaan lain untuk keberlanjutan.
Salah satu potensi yang belum tergarap maksimal adalah kontribusi alumni, sebagaimana telah diterapkan oleh banyak perguruan tinggi besar di dunia. Oleh karena itu, perlu rancangan model yang efektif untuk memanfaatkan jejaring alumni secara optimal.
Menurut Penulis Buku Melawan Takdir itu, institusi telah menargetkan kembali pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang sempat terhenti dengan peluang memperoleh kembali yakni Rp. 90 miliar untuk pengembangan Rumah Sakit Fakultas Kedokteran pada 2026 dan juga potensi kerja sama dengan PLN senilai Rp. 1,6 triliun.
“Tugas kita adalah memastikan kolaborasi ini benar-benar menghasilkan pengembangan institusi yang nyata, bukan sekadar seremoni,” katanya.
Penulis: Ummu Kalsum (Magang)
Editor: Nur Rahmah Hidayah