Washilah – Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan ungkap awal mula perencanaan dan pembuatan uang palsu dalam konferensi pers yang digelar di Polres Gowa, Kamis (19/12/2024).
Dirinya menjelaskan pembuatan dan perencanaan uang palsu ini sudah dimulai pada 2 Juni 2010. Kemudian pada tahun 2011-2012, salah satu pelaku sempat mencalonkan dirinya sebagai calon walikota Makassar, namun dirinya tidak mendapatkan kursi pada pemilihan tersebut.
Pada bulan Juni 2022, pelaku kembali melakukan perencanaan pembuatan uang palsu dan mempelajari terkait uang palsu tersebut.
“Jadi kalau dilihat dari sekarang perencanaan pembuatan ini dari 2022, kalau 2010 masih tahap pengenalan,” jelas Kapolda Sulsel.
Diketahui, pada bulan Oktober 2022 pelaku mulai membeli alat cetak dan pemesanan kertas untuk uang palsu tersebut.
Yudhiawan juga mengungkapkan bahwa, pada bulan Juni 2022, para pelaku sudah saling bekerja sama dan mempelajari pembuatan uang palsu, yang kemudian diviralkan melalui grub.
“Jadi ditawar-tawarkan di grub,” ucapnya.
Pada mulanya, produksi uang palsu dijalankan di salah satu rumah pelaku yang berlokasi di Jalan Sunu, Makassar. Namun karena kebutuhan produksi semakin membludak, sindikat tersebut lalu membeli alat cetak seharga 600 juta di Surabaya dari pabrikan Cina.
Mesin tersebut lalu diangkut oleh AI ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) 2 tepatnya di perpustakaan kampus UIN Alauddin Makassar.
Kemudian pada minggu kedua bulan November 2024, mulai terjadi peniagaan uang palsu senilai 150 juta. Setelah itu terjadi lagi penyerahan uang palsu senilai 250 juta dan penyerahan terakhir senilai 200 juta sebelum pelaku ditangkap.
“Mereka sempat memberhentikan aktivitas karena sempat tahu kalau polisi melakukan penyelidikan,” ungkap Yudhiawan.
Penulis: Rhizka Amelia (Magang)
Editor: Sriwahyuni