Aksi Demonstrasi Mahasiswa Saintek Kritisi Sistem Pendidikan dan Pelanggaran HAM

Facebook
Twitter
WhatsApp
Suasana aksi yang digelar DEMA FST bersama Aliansi Mahasiswa Saintek yang berlangsung di Fly Over Makassar, Senin, (14/7/2025). | Foto: Washilah-Reyhan Yuda Perkasa (Magang).

Washilah — Aliansi Mahasiswa Saintek (Almasi) UIN Alauddin Makassar menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Menuju Indonesia Emas Atau Indonesia Cemas” yang berlangsung di Fly over Makassar, Senin, (14/7/2025).

Dalam aksinya, Jenral Lapangan Fadil Alfadli mengatakan aksi ini merupakan bentuk kekhawatiran terhadap sistem pendidikan yang ada di Indonesia serta kekecewaan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. Ia menilai apabila Artificial Intelligence (AI) ingin diterapkan dalam kurikulum pendidikan, perlu pengkajian mendalam melihat keterbatasan alat elektronik di beberapa sekolah pelosok yang tidak mumpuni.

“Keseruluhan isu ini mencakup terkait pendidikan yang ada di Indonesia, Gibran Rakabuming Raka yang dimana iya ingin meratakan kurikulum yang berkaitan dengan Ai,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DEMA FST Muh Alwi Nur menekankan hak-hak yang harus diberikan kepada para aktivis karena menurutnya sering kali terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) saat para aktivis menyuarakan aspirasinya.

“Saya melihat kriminalisasi aktivis itu masi banyak terjadi maka dari itu kami menginginkan pihak yang berwajib terus mengawal pergerakan para aktivis,” tuturnya.

Adapun tuntutan yang digaungkan dalam aksi ini yakni, evaluasi penerapan kurikulum AI, copot mentri kebudayaan, tolak pengingkaran tragedi pemerkosaan 98, berikan kejelasan regulasi UKT/BKT dan payung pengaduan nepotisme beasiswa KIP-K, serta stop kriminalisasi aktivis di Kota Makassar karena merupakan bagian dari pelanggaran HAM pihak kepolisian.

Penulis: Reyhan Yuda Perkasa (Magang)
Editor: Hardiyanti

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami