Maskot Delirium FAH, Interpretasi Keresahan Mahasiswa

Facebook
Twitter
WhatsApp
Suasana pembuatan maskot Delirium oleh LK FAH untuk persiapan PBAK, di pelataran FAH, Jumat (30/9/2024). | Foto: Washilah - Nurfadillah

Washilah –Menjelang Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK), Lembaga Kemahasiswaan (LK) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar menyambut mahasiswa baru angkatan 2024 dengan membuat maskot bertema “Delirium,” di pelataran FAH, Jumat (30/8/2024).

Tema Delirium berasal dari bahasa Latin “deliro-delirare” yang berarti keluar dari alur atau menjadi gila. Maskot ini menggambarkan kaburnya kondisi kesadaran yang dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, dimana pengidapnya terjebak dalam imajinasi mereka sendiri.

Demisioner Program Studi (Prodi) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sekaligus Steering Committee, Ikhsan menuturkan hadirnya maskot tersebut berfungsi sebagai sarana kritik terhadap pembatasan ruang di kampus.

“Maskot ini menjadi wadah resistansi dan kritik terhadap keadaan kampus,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan pembuatan maskot tersebut dirancang untuk mencerminkan pengalaman mahasiswa akhir yang sering mengalami depresi, frustasi, dan tekanan dalam menyelesaikan studi mereka.

“Simbol pada toga tersebut merupakan interpretasi kesulitan mahasiswa dalam meraih gelar sarjana, terutama ketika menghadapi pembimbing atau penguji yang tidak profesional,” tambahnya.

Terakhir, ia mengatakan bahwa tema Delirium juga tercermin dari kebijakan-kebijakan birokrasi yang tidak mewakili kepentingan mahasiswa.

Disisi lain, Steering Committee, Afanullah berharap bahwa maskot tersebut, selain sebagai sarana kritik juga dapat mengedukasi mahasiswa baru tentang pentingnya persaudaraan di fakultas, serta meningkatkan kesadaran mengenai masalah yang dihadapi di lingkungan kampus.

Penulis: Nurfadillah (Magang)
Editor: Sriwahyuni

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami