Washilah – Seminar Internasional KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) GIS (Galeri Investasi Syariah) bersama Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Alauddin Makassar menghadirkan keynote speaker profesional pada bidang investasi saham di Aula FEBI UIN Alauddin, Jumat (7/6/2024).
Narasumber pada kegiatan ini yakni, Direktur Utama Indonesia SIPF (Securities Investor Protection Fund) Narotama Aryanto, Kepala KP (Kantor Perwakilan) Bursa Efek Indonesia Sulawesi Selatan, Fahmin Amirullah, Investor Ritel Pasar Saham dari Amerika Serikat, Ikhtiar, dan Dosen Manajemen FEBI, Rika Dwi Ayu Parmitasari.
Direktur utama Indonesia SIPF, Narotama Aryanto, menjelaskan peran SIPF sebagai lembaga perlindungan bagi investor yang telah memiliki rekening efek yang terdaftar secara resmi untuk melindungi dana investor dari oknum ilegal yang tidak bertanggung jawab.
“Kini, investor bisa berinvestasi secara lebih aman di pasar modal dengan menggunakan jasa SIPF secara gratis,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan SIPF sebagai lembaga untuk melindungi investor dari risiko kehilangan aset, perlindungan pra transaksi, penyelesaian transaksi efek, hingga penyimpanan aset di kustodian.
“Disamping itu, terdapat risiko yang tidak dapat dilindungi seperti penurunan nilai, delisting emiten, kehilangan warkat, dan gagal bayar,” paparnya.
Investor Ritel Pasar Saham Amerika Serikat, Ikhtiar memberikan gambaran terkait salah satu kunci sukses investasi jangka panjang yaitu Say No to FOMO (Fear of Missing Out) yang artinya tidak seharusnya calon investor berinvestasi hanya bermodalkan trend atau sekedar ikut-ikutan dengan kerabat karena berinvestasi memerlukan pembelajaran yang mendalam untuk menghindari risiko yang tinggi.
“Kita bisa mulai investasi yang sifatnya low cost income sebagai pemula,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan peluang pasar modal Indonesia saat ini melalui perspektifnya dan mengatakan bahwa Indonesia memiliki peluang pertumbuhan investasi pada sektor saham beberapa tahun mendatang berdasarkan perkembangannya saat ini.
“Pertumbuhan investor kelas menengah akan terus meningkat,” lanjutnya.
Narasumber lain, sekaligus Dosen Manajemen FEBI, Rika Dwi Ayu Parmitasari menjelaskan pentingnya berinvestasi bagi para mahasiswa yang dapat dimulai dengan langkah sederhana dari penyisihan uang jajan dan menyarankan untuk menggunakan jenis investasi reksadana bagi pemula karena tingkat risikonya yang lebih rendah dari instrumen investasi lainnya seperti sahan atau obligasi.
“Kalian kan di galeri investasi syariah diajarin tuh analisa fundamental dan teknikal, itu bekal pemahaman yang penting untuk investor pemula,” jelasnya.
Penulis: Rusmianti (Magang)
Editor: Sriwahyuni