Wisuda Angkatan 103, Perdana Kukuhkan 752 Wisudawan Dengan Status Unggul

Facebook
Twitter
WhatsApp
Sambutan Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis dalam kegiatan wisuda angkatan 103 di Gedung Auditorium Kampus II, Selasa (23/04/2024). | Foto: Istimewa

Washilah – UIN Alauddin Makassar mengukuhkan 752 wisudawan dan wisudawati angkatan 103 untuk program Sarjana, Magister, dan Doktor. Berlangsung di Gedung Auditorium Kampus II, Selasa (23/04/2024).

Wisuda ini dibuka langsung oleh Ketua Senat UIN Alauddin, Prof Qadir Gassing yang diikuti sebanyak delapan fakultas dan program pascasarjana.

Terhitung sebanyak 45 wisudawan Fakultas Syariah dan Hukum, 106 wisudawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 66 wisudawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, 80 wisudawan Fakultas Adab dan Humaniora, 60 wisudawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 106 wisudawan Fakultas Sains dan Teknologi, 31 wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, 65 wisudawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, serta program pascasarjana magister sebanyak 167 dan 26 profesi doktor.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis menyampaikan UIN Alauddin Makassar merupakan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) pertama di Indonesia Timur yang meraih predikat unggul. Ia juga menambahkan bahwa wisudawan tahun ini merupakan wisudawan pertama yang akan memperoleh ijazah dengan status unggul.

“Status akreditasi unggul ini membuat kampus kita menyala, menyala seterang-terangnya tidak hanya di bumi samata ini tetapi di persada nusantara,” jelasnya.

Menurutnya, predikat unggul mirip dengan istilah insan kamil yang berarti manusia sempurna.

“UIN Alauddin Makassar sudah menjadi universitas kamil yang tidak lagi berbicara input dan proses tetapi output. Telah melampaui standar nasional pendidikan tinggi di negeri ini,” ujarnya.

Penulis buku Melawan Takdir itu juga menyampaikan renungan untuk para wisudawan, dimana wisudawan kali ini diamanatkan harus mampu menjadi sarjana petarung dan sarjana petualang. Sarjana petarung yang dimaksud adalah sarjana yang tidak mudah menyerah, tidak kalah sebelum bertanding, dan berani mengambil risiko. Sedangkan sarjana petualang yang dimaksud adalah sarjana yang berani berjalan, bergerak, pergi, dan meninggalkan kampung halaman.

Penulis: Nadhilla Putri Hasir (Magang)
Editor: Sriwahyuni

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami