Washilah – Sejumlah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Alauddin Makassar mengeluhkan ditundanya prosesi yudisium dirinya lantaran tidak membayar uang ramah tamah. Padahal menurut mahasiswa uang ramah tamah dan yudisium tidak ada kaitannya.
Hal ini salah satunya dikeluhkan oleh Dion (bukan nama sebenarnya). Ia mengaku bahwa yudisiumnya ditunda musabab masih ada sebagian mahasiswa yang belum membayar uang ramah tamah.
“Untuk yudisium akan diadakan saat semua mahasiswa sudah membayar uang ramah tamah,” ungkapnya
Lebih lanjut, ia juga menerangkan alasan pimpinan mengutamakan pembayaran uang ramah tamah sebelum yudisium, karena hanya sedikit mahasiswa FSH yang akan mengikuti tradisi syukuran sarjana itu.
“Saat dikonfirmasi, kenapa harus membayar uang ramah tamah lebih dulu, yang harusnya yudisium dulu baru dibahas ramah tamah, tapi alasan pimpinan karena sedikit yang ikut ramah tamah,” tuturnya
Dion menyebut pembayaran uang ramah tamah menjadi problem karena harus dilunasi selang beberapa hari setelah ujian tutup dilaksanakan. Sementara kisaran biaya pembayaran tersebut ditaksir mencapai Rp 500 ribu.
“Masalahnya selang beberapa hari harus membayar Rp 500 ribu, baru ke rekening pribadi Kasubag akademik dan nominalnya juga naik dari tahun lalu Rp 400 ribu dan sekarang Rp 500 ribu,” jelasnya
Hal tersebut juga dibenarkan oleh mahasiswa FSH lain, Anton (bukan nama sebenarnya) yang menjadi salah satu korban penundaan yudisium. Ia menyebut pimpinan tidak konsisten.
“Sebenarnya ini pimpinan tidak jelas, karena Wadek I saat membuka ujian tutup pada hari selasa pagi, mengatakan akan yudisium hari Kamis, kemudian hari Kamis ditunda, katanya hari Jumat sore, tapi setelah dikonfirmasi katanya setelah semua membayar uang ramah tamah,” ujarnya.
Lanjut, ia juga mengatakan telah mengonfirmasi masalah ini ke pihak terkait tapi hingga saat ini belum menuai respon dari pimpinan fakultas.
“Kemarin saya sudah masuk di Wadek II, katanya akan dirapatkan, tapi sampai sekarang belum ada kabar baiknya, kalau melempar pertanyaan ke grup juga tidak ada respon,” tutupnya.
Washilah sudah berupaya mengonfirmasi Wakil Dekan I bidang Akademik FSH, Dr Rahman Syamsuddin pada Sabtu (9/12) pukul 11.26 namun hingga Minggu (10/12) pukul 16.26 masih belum menuai respon.
Penulis: Dinda Lestari (Magang)
Editor: Nabila Rayhan