Mahasiswa Kembali Tuntut Pengadaan Fisipol di Momen PBAK

Facebook
Twitter
WhatsApp
Spanduk bertuliskan "HI butuh Fisipol" yang dibentangkan saat Pengenalan Budaya Akademik Kampus UIN Alauddin Makassar. | Foto : Istimewa

Washilah – Pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Alauddin Makssar baru saja usai. Selain sebagai pengenalan kampus, momentum PBAK juga dijadikan sarana penyampaian ekspresi oleh sejumlah mahasiswa.

Hari kedua PBAK, Selasa (30/08/2022), poster-poster bertuliskan tuntutan pengadaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) dibentangkan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik (Ipo), Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI), dan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama (SoA). 

Keinginan hadirnya fakultas tersendiri untuk Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu politik, kata Ketua HMJ Ipo, Salmansyah, sebenarnya sudah diserukan sejak berdirinya Jurusan Ilmu Politik pada 2008 silam.

“Kami sudah sangat resah. Kami terus disuguhkan bahasa-bahasa jaminan, namun sampai saat ini belum juga terealisasi,” keluh mahasiswa semester tujuh itu.

Pengadaan Fisipol, lanjut Salmansyah didasari agar jurusan lebih sinkron dengan fakultas, serta pusat kajian keilmuan lebih fokus pada disiplin Ilmu sosial.

Ketua HMJ Hubungan Internasional, Abu Bakar Said, mengatakan jumlah mahasiswa FUFP terus bertambah namun tidak memiliki ruangan yang memadai untuk belajar di fakultas.

“Terkadang banyak mahasiswa yang tidak belajar di fakultas tapi ditempatkan di gedung lain. Hal ini membuat beberapa teman (mahasiswa) yang sudah membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) tinggi, namun tidak menikmati fasilitas fakultas,” jelasnya.

Salah satu mahasiswa baru Jurusan Ipo 2022, Awaliya Reski mengatakan, bahwa pengadaan Fisipol adalah hak mereka. 

“Makanya saya sebagai mahasiswa Ilmu Politik sangat mengharapkan Fisipol ini segera dihadirkan. Apa yang kami (Maba) dan kakak pendahulu lakukan saat ini akan terus berkelanjutan sampai Fisipol benar-benar ada di UIN Alauddin Makassar,” ujarnya.

Saat ditanyai persoalan tuntutan mahasiswa, Panitia Khusus (Pansus) pengadaan Fisipol, Syahrir Karim, hanya mengatakan riak-riakan itu sudah seharusnya karena menjadi hak mahasiswa. Ia tidak memberi penjelasan sejauh mana perkembangan Fisipol saat ini.

“Betul sekalimi itu Maba. Itu haknya mereka,” katanya saat dihubungi melalui pesan singkat pada Jumat (02/09).

Salmansyah berharap, hal ini bisa sampai kepada para pemangku kebijakan yang bisa segera menghadirkan Fisipol. 

“Karena kami resah dan betul-betul kehabisan cara untuk menyampaikan aspirasi kami ini,” tutupnya.

Penulis : Nafsiyatul Mutmainnah (Magang)

Editor : Jushuatul Amriadi

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami