Buku ‘Ada Serigala Betina dalam Diri Perempuan’: Runtuhkan Jerat Patriarki

Facebook
Twitter
WhatsApp

Oleh : Heni Handayani

Buku yang ditulis Ester Lisnawati adalah perpaduan teori psikologi dan feminisme. Hasil dari penyelidikan yang dilakukan oleh penulis. Bahkan menyisipkan pengalaman penulis sendiri dengan keresahan yang pernah manjadi perempuan naif, serta memiliki permasalahan kompleks – terjebak dalam nilai-nilai patriarkis.

Bagian pertama buku yang diberi judul Ada Serigala Betina dalam Diri Perempuan ini membahas feminisme. Konteksnya yang membahas tentang mengapa perempuan dan laki-laki memiliki karakteristik yang berbeda. Contohnya, banyak yang beranggapan bahwa laki-laki cenderung berpikir menggunakan logika, sedangkan perempuan lebih sering menggunakan perasaan.

Hal ini membangun konstruk sosial persoalan kodrat atau sesuatu yang sudah memang ditakdirkan seperti itu.

Padahal, selain memang sebagai organ biologis, ada banyak faktor sosio kultural yang mempengaruhi pembentukan otak. Misalnya, interaksi anak dengan lingkungan sosialnya, bagaimana ia dibesarkan, faktor sosial ekonomi, serta faktor pendidikan.

Semua hal tersebut memengaruhi pembentukan pemikiran kita. Itulah kenapa, kita akhirnya punya persepsi berbeda akan perempuan dan laki-laki. Padahal pada dasarnya, otak kita bisa dibilang netral sesuai bagaimana setiapn orang.

Lalu masuk bab kedua, pembahasannya berkembang ke arah “Bagaimana seharusnya perempuan Menyikapi Polemik ini?”

Di sini penulis membahas tentang bagaimana ia menyetujui gagasan Clarissa Pinkola Ester tentang kesamaan antara perempuan dan serigala betina di bukunya yang berjudul Women Who Run with the Wolves.

Ester melihat keduanya sama-sama memiliki penginderaan yang tajam, intiusi kuat, kepedulian terhadap sesama, keberanian, kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi dan kondisi, kekuatan dan daya tahan.

Penulis juga membahas tentang teori kesejahteraan psikologis yang digagas oleh Carol D. Ryff. Menurut saya teori ini perlu diketahui oleh lebih banyak orang.

Teori ini menjelaskan, bahwa tiap orang sebenarnya dapat menjadi sejahtera jika ia mampu menerima diri, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, menguasai lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal.

Buku ini lalu ditutup dengan pembahasan tentang kekerasan pada perempuan karena di bab-bab sebelumnya, kita seakan diberi kekuatan lebih dahulu dengan dibekali pemahaman tentang asal mula pengalaman perempuan dan bagaimana harus bersikap.

Pada bab terakhir, membahas tentang gerakan-gerakan yang menentang kekerasan pada perempuan seperti Balance Ton Porc yang lebih emosional dan bersifat mengecam pelaku. Sementara Me Too yang lebih bersifat hati-kehati dan lebih berfokus pada berbagi pengalaman.

Mengenai kekurangan yang saya rasa dalam buku ini, adalah tentang bagaimana laki-laki juga menjadi korban stereotipe masyarakat. Hal tersebut memang sempat muncul dibuku ini, namun hanya singgung saja tanpa dibahas lebih lanjut. Padahal menurut saya, pembahasan topik tersebut bisa menjadi peluang untuk mengembangkan diskursus tentang feminisme yang umumnya hanya identik tentang perempuan vs laki-laki.

Terakhir, menurut saya buku ini sangat penting dibaca oleh semua perempuan. Kita akan lebih memahami soal kompleksitas kehidupan yang akan kita jalani sebagai perempuan, sekaligus menemukan kekuatan dan keberanian untuk menjadi perempuan yang berani membuat pilihan terbaik dalam hidup.

Data Buku

Penulis: Ester Lianawati

Judul Buku: Ada Serigala Betina dalam Diri Perempuan

Jumlah Halaman: xii + 292 halaman

Penerbit: EA Books

Tahun Terbit : 2020

*Penulis Merupakan Mahasiswi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami