Washilah – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset Keilmuan dan Kemitraan Masyarakat (Ritma) gelar bazar sekaligus dialog yang bertajuk “Primordial SARA Dalam Persfektif Islam”, berlangsung di Balla Akkado Barakka. Dialog tersebut menghadirkan pendiri yayasan Nalarasa, M. Fadlan L Nasurung, S Hum selaku pembicara. Sabtu (29/01/22).
Dalam pemaparan materinya, M Fadlan L Nasurung menjelaskan bahwa SARA hanyalah sebuah identitas yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
“kita berbicara tentang manusia dengan tiga lapisan otak yang digunakan otak reptil seperti ego, otak mamalia seperti emosi dan otak manusiawi seperti nalar,” paparnya.
Lebih lanjut Fadlan membahas radikalisme yang mempelajari tentang siapa manusia itu.
“Sebab jika baik manusianya maka akan baik pula agamanya, jika baik manusianya maka akan baik juga suku dan budayanya,” lanjutnya.
Salah satu peserta dialog, Faisal Sangaji mengatakan dengan adanya dialog ini sedikit paham mengenai persoalan perbedaan kebudayaan.
“Kita tidak bisa langsung mengkafirkan orang lain misalnya kita melihat budaya tertentu langsung mengkafirkan budaya tersebut tanpa mengetahui niat dari orang orang yang terlibat dalam praktik kebudayaan itu,” ucapnya.
Mahasiswa semester lima tersebut mengatakan dapat mengambil hikmah dari dialog bahwa perbedaan itu bukan pemisah, “Tetapi perbedaan itu menerima mereka sebagai rahmat,” tutupnya.
Penulis: Nurul Annisatul Aina (Magang)
Editor: Jushuatul Amriadi