Oleh: Irham Sari
Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan penampakan bendera berwarna kuning di depan rumah atau di depan gang saat ada suasana duka atau kematian di suatu wilayah.
Tapi, tahukah kamu kenapa warna kuning menjadi warna berkabung?
Dikutip dari berbagai sumber, bendera kuning sebagai simbol kematian sudah ada sejak masa Kolonialisme Belanda. Pada mulanya, bendera kuning disebut sebagai penanda bagi penderita penyakit menular mematikan.
Di bagian tengah bendera kuning tersebut tertulis huruf “Q” yang berasal dari kata Quarantine yang berarti penghuni rumah tersebut tengah menjalani masa karantina. Selain itu warna kuning juga melambangkan keluhuran, semangat serta optimisme sehingga dianggap mampu memberi dorongan positif bagi mereka yang berduka.
Warna bendera sebagai simbol penyampaian pesan duka, rupanya tidak selalu sama di setiap wilayah. jika di Jakarta umumnya bendera kuning sebagai simbol kematian, berbeda halnya di Makassar, masyarakat biasanya menggunakan bendera berwarna putih. Beberapa daerah lain juga menggunakan warna berbeda seperti masyarakat Solo yang menggunakan warna merah.
Setiap warna yang dipakai pada masing masing daerah memiliki makna tertentu. Bendera putih sendiri digunakan sebagai bendera simbol kematian karena warna putih merupakan simbol kesucian sehingga dapat diartikan bahwa ia yang berpulang sudah kembali suci.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), sejumlah warna dasar memiliki makna yang kadang-kadang berbeda dan kadang-kadang bahkan berlawanan.
Putih, misalnya, mungkin menandakan kegembiraan dan kemeriahan atau kematian dan kesedihan. Merah memiliki nilai simbolis yang paling menonjol.
Di mana merujuk pada liturgi, lingkungan kepedetaan dan juga pada kehidupan dan kematian.
Selain itu, diberbagai negara juga memiliki bendera yang menjadi ciri khas sebagai simbol kematian. Seperti di Eropa identik menggunakan warna hitam untuk menunjukan sedang berkabung.
Tradisi ini dimulai ketika Ratu Inggris Victoria menghadiri upacara kematian suaminya, dan ia mengenakan baju berkabung berwarna hitam.
Sejak itu, muncul tradisi bahwa warna hitam adalah lambang kesedihan dan identik sebagai simbol kematian diberbagai negara.
Lain di Eropa, lain pula dengan masyarakat Tiongkok yang menggunakan warna putih sebagai simbol kematian, segala perangkat dan kostum yang digunakan dalam upacara pemakaman akan di dominasi dengan warna putih mulai dari pakaian, taplak meja, lilin, lentera, tirai, dan sebagainya semua berwarna putih.
Hal ini merupakan peninggalan budaya yang dilestarikan secara turun temurun sehingga tidak ada kaitannya dengan agama tertentu.
Penulis Merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP).