Pada pejuang yang kini telah menjadi asing
Namun suara derap langkah nan detak jantungmu masih terkenang
Jasadmu kini terlelap dalam keabadian
Bangunlah sejenak saja, lihatlah generasi penerusmu
Dalam deru semarak hari sumpah pemuda
Kini Ikrar hanya sebatas ada
Tanpa direalisasi oleh mahluk mahluk hedon
Bait bait sumpah tak lagi membanggkitkan gelora semangat pemuda
Mirisnya darah juang telah lenyap Bersama gugurnya para pejuang
Kini para pemuda telah kalah,
tersungkur bersama waktu
Jatuh tenggelam dalam jurang kehancuran
Kobaran semangat telah padam
Bukan terbunuh nuklir maupun terhunus butir butir peluru.
Mereka terbuai dalam kecanggihan teknologi
Tanpa tau mengasah nalar
Otak mereka kosong melompong
Bernyali ciut, bermulut besar
Tuan, rakyat memang tak lagi terjajah oleh para kolonialisme
Tapi bukankah para kapitalis dan birokrat bengis masih menjajah
Tuan, bambu runcing bukan lagi senjata melawan para brengsek brengsek bernyawa
Ini bukan persoalan melawan penjajah ala tempo dulu
Tapi perihal bagaimana melawan penjajah dinegeri sendiri
Sekarang, Rakyat butuh pemuda cerdas,
Peduli akan rakyat
Menjadi tameng yang bisa diandalkan
Bukan pemuda yang apatis nan individualisme
Yang hanya tau mengunyah permen karet
Menjadi sampah masyarkat.
Kau tau bung, sumpah bukan hanya sekedar ucapan tanpa makna
Bukan omong kosong yang akan hilang mengepul kelangit
Bukan mimpi yang hanya memenuhi ruang ilusi
Tapi kata yang melebur mengalir dalam darahmu
Ia hadir untuk diwujudkan
Alam bersorak bersama suara pilu
“Wujudkan,!!!
Buktikan !!!
Tepati !!!!!”
demi indonesia maju
*Penulis Merupakan Mahasiswi Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP) Semester V.