Hari Santri Nasional, Ini Harapan Alumni Pesantren

Facebook
Twitter
WhatsApp

Washilah – Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 tahun 2015 yang ditandatangani di masjid Istiqlal Jakarta menetapkan 22 Oktober sebagai tanggal bersejarah bagi para santri di Indonesia, karena tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari santri Nasional.

Bukan tanpa alasan, dipilihnya tanggal tersebut sebagai hari santri nasional karena pada tahun 1945 di tanggal yang sama, pahlawan nasional sekaligus pendiri Nahdatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy’ari menyerukan perintah kepada umat Islam untuk berperang atau berjihad melawan pihak-pihak yang ingin menjajah kembali Negara Republik Indonesia pasca diproklamirkannya kemerdekaan.

Dengan diperingatinya Hari Santri Nasional, dapat menjadi motivasi bagi para santri, agar terus berbenah, berpegangan tangan, bahu membahu, dalam berkontribusi untuk NKRI.

Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum UIN alauddin Makassar yang juga merupakan alumni Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Dr Fatmawati mengungkapkan tempaan luar biasa selama ia menjadi santri yang dulunya dianggap keras kini berbuah hasil.

“Semua duka yang pernah saya alami dahulu, kini berbuah suka. Belajar bersama para santri dari berbagai daerah, dengan karakter yang berbeda-beda, menimba ilmu dari para ustadz/ustadzah yang sangat ikhlas, menjadi kenangan yang tak terlupakan,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan adanya tantangan bagi santri dalam mensosialisasikan nilai-nilai wasatiyah ajaran Islam agar tetap istiqamah dalam mengawal NKRI.

“Penetapan Hari Santri juga menjadi tantangan tersendiri buat kami para santri, agar terus istiqamah mengawal NKRI. Santri harus menganut faham Wasatiyah (moderat), pertengahan, tidak ekstrim kiri dan tidak ekstrim kanan, karena santri belajar sepanjang masa. Santri harus sehat untuk dapat mengawal NKRI dari rongrongan siapapun,” pungkasnya

Salah satu Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar alumni Pondok Pesantren An-Nuriah Bontocini Kabupaten Jeneponto, Muh Fahrul Yulidzar Nur mengharapkan santri kedepannya dapat menjadi pilar peradaban dalam membangun umat.

“Semoga santri kedepannya bisa berguna bagi agama, nusa dan bangsa serta menjadi pilar peradaban dalam memandu umat menuju kepada kebaikan,” ungkapnya.

Penulis: Jushuatul Amriadi (Magang)

Editor: Rahma Indah

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami