Aku mencoba membuka sebuah peti.
Aku berharap sesuatu dipeti itu.
Harapanku ada di Peti itu.
Masa depankupun ada di Peti itu.
Tiba-tiba,
Kutemukan secarik kertas berdebu,
Yang melukiskan putihnya rambut hitam,
Yang melukiskan hilangnya sayap kupu-kupu malang.
Hidup juga seperti itu,
Kadang putihmu akan menutupi hitamnya peluh kasih.
Kadang pula hitammu menutupi putihnya kemurnian hati.
Atau keduanya yang melahirkan apa-apa,
Atau keduanya yang memang bukan apa-apa.
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Ilmu Politik (FUFIP) semester I