Puisi “Bergantung pada Kenyamanan” Oleh Fauziah Nurul Jannah

Facebook
Twitter
WhatsApp
Ilustrasi | Tempo.co

Saat matahari sedang terik-teriknya.
Terpantul dari sela-sela ranting pepohonan,
Seperti mencubit pipi oleh pantulannya,
Meski saat ini kurasa telah berteduh.

Panasnya seakan dinikmati.
Semilir angin sesekali menyejukkan,
Membawaku sampai ke ujung kesedihan.
Dirimu hadir hanya secepat terang berubah mendung.

Kau hadir dengan sejumlah bahagia.
Senyum tak terhitung yang kau hadiahkan.
Serta kepakan sayap di udara seolah kita terbang.
Aku begitu bergantung pada kenyamanan yang kau berikan.

Sampai pada saat ketinggian, tak lagi dapat dihitung.
Kau melepaskanku dari genggaman.
Seketika menyadarkan bahwa aku tak lagi penting,
Dan kau berhasil merubah duniaku menjadi neraka.

*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) semester V

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami