Puisi “Tumpul Tajam” Oleh Febri Hukum

Facebook
Twitter
WhatsApp
Ilustrasi | Int

Ironi hukum di negeriku
Negeriku dalam ironi ….
Ini bukan ilustrasi bukan pula frustrasi
Dilematis menyergap dan mendesak kebuntuan hukum

Lagi-lagi ada yang mengatakan,
HUKUM TAJAM DI BAWAH, TUMPUL KE ATAS
Dan itu fakta
Lihatlah bagaimana pejabat yang melanggar didiamkan.
Seolah tidak terjadi apa-apa.

Di berikan grasi
Potong masa tahanan
Jalan-jalan keluar negeri
Bebas berwisata di mana saja
Dan dibebas-bebaskan.

Disodori kemewahan.
Lihatlah orang miskin melanggar, langsung dihakimi.
Dipukuli,ditendang, ditampar kiri kanan
Bahkan ada yang mati teraniaya atas nama hukum.


Ya…atas nama hukum !
Ini tak menjadi apa-apa ?

Hukum tajam tapi tumpul.
Hukum tumpul tapi tajam.
Tajam dan tumpul.
Tumpul dan tajam.

Inikah hukum ? Inilah hukum !
Ini bukan cerita fiktif belaka.
inkonsistensi dalam realitas.
Terkadang hukum tajam dan terkadang tumpul.
Lagi-lagi inkonsistensi.

Katanya equality before the law….
Semua orang sama di hadapan hukum.
Tidak ada diskriminasi.
Itu hanya eufemisme hukum belaka.

Simbolisme kata yang menggurita.
Nista, ternista.
Antara kaya dan miskin ada penjarakan dalam hukum
Ada diskriminasi
Dan semua orang tidak sama di hadapan hukum !

Itu fakta !


Penulis adalah Ketua umum Independent Law Student (ILS) periode 2015-2016, Febri Hukum.
*Washilah.com menerima tulisan berupa berita, sastra, dan opini. Kirim k Washilahonline@gmail.com

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami