Puisi “Wanitaku” Oleh: Muhammad Irwan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Ilustrasi | neinvalid.ru

Tak mampu kumembendung rasa,
yang menjadi tanda tanya dalam hati.
Saat kutatap wajah suci seorang wanita, yang mulai keriput dicerna waktu.
Entah rasa itu bahagia, sedih atau takut karna aku bingung.

Apakah mampu membayar segala perjuangan berharga beliau dalam hidupku?
Apakah aku mampu membahagiakan dan memasuki surga ditelapak kakinya?

Dialah wanita perkasa hidupku yang paling indah.
pendamping yang setia, pahlawan dalam langkahku.
ibu, tetaplah menjadi nafas disetiap detak jantung hidupku.

*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi semester II

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami